Proyek Jalan Rusak di Sifahando, Nias Utara: Dana Miliaran yang Sia-sia
Kepulauannias.com - Jika ada satu hal yang sering menjadi sorotan di Indonesia, itu adalah proyek infrastruktur yang tidak memenuhi ekspektasi. Salah satu kasus yang mencuat adalah proyek peningkatan jalan di Desa Sifahando, Kecamatan Sawo, Kabupaten Nias Utara. Proyek ini menjadi buah bibir bukan karena kesuksesannya, tetapi karena hasilnya yang mengecewakan meski menelan anggaran miliaran rupiah. Bagaimana proyek yang menelan dana sebesar Rp6,6 miliar bisa berakhir dengan kekecewaan? Yuk, kita bedah kisah ini secara mendalam.
Proyek jalan di Sifahando, Nias Utara senilai Rp6,6 miliar mengecewakan warga karena kualitas buruk dan kerusakan cepat setelah selesai. - kepulauannias.com
Anggaran Besar, Hasil Minim
Proyek ini bertujuan meningkatkan kualitas jalan provinsi di ruas Tuhemberua hingga Lotu, yang menjadi jalur vital bagi masyarakat setempat. Jalan ini sering dilalui kendaraan berat dan umum, sehingga memerlukan kualitas pengerjaan yang optimal. Namun, apa yang diharapkan warga jauh dari kenyataan.
Dengan dana yang mencapai Rp6.641.322.500, proyek ini seharusnya mampu menghasilkan jalan yang kokoh dan tahan lama. Proyek ini dikerjakan oleh CV Pande Kaliaga atas pengawasan Dinas PUTR Provinsi Sumatera Utara melalui UPTD Gunungsitoli. Ironisnya, hanya dalam hitungan minggu setelah proyek selesai, jalan tersebut mulai menunjukkan kerusakan seperti aspal yang mengelupas dan lubang yang menganga. Kondisi ini tak hanya membahayakan pengendara, tetapi juga mengundang kritik tajam dari warga dan pejabat setempat.
Proses yang Terburu-buru
Salah satu kejanggalan dalam proyek ini adalah durasi pengerjaan yang hanya 33 hari kalender. Waktu yang singkat ini menimbulkan spekulasi bahwa pengerjaan dilakukan secara terburu-buru tanpa memperhatikan kualitas. Pejabat Kepala Desa Sifahando, Sana'ato Telaumbanua, menyatakan kekecewaannya, "Saya merasa heran dan kecewa melihat jalan yang baru diaspal sudah rusak. Padahal, anggarannya besar."
Dampak Kerusakan bagi Warga
Kerusakan jalan ini tidak hanya menjadi polemik administratif, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Jalur tersebut adalah akses penting untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Warga desa mengeluhkan kesulitan melintasi jalan yang rusak, terutama saat musim hujan. Salah seorang warga bahkan mengatakan, "Jalan ini vital bagi kami. Kalau sudah rusak seperti ini, aktivitas kami terganggu."
Mengapa Proyek Gagal?
Ada beberapa kemungkinan penyebab kegagalan proyek ini:
Pengawasan yang Lemah Tidak ada pengawasan ketat selama proses pengerjaan, sehingga kualitas pekerjaan tidak terjamin.
Pemilihan Kontraktor yang Tidak Tepat Kredibilitas kontraktor menjadi pertanyaan besar. Apakah CV Pande Kaliaga memiliki rekam jejak baik dalam pengerjaan proyek serupa?
Penghematan Biaya Material Ada dugaan penggunaan material dengan kualitas rendah demi menghemat biaya, yang tentu berpengaruh pada daya tahan jalan.
Durasi Pengerjaan yang Singkat Waktu yang sangat terbatas tidak memungkinkan kontraktor untuk mengerjakan proyek dengan baik.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Kasus ini memberi pelajaran penting tentang pentingnya pengelolaan dan pengawasan proyek infrastruktur, terutama di daerah terpencil seperti Nias Utara. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah kejadian serupa:
Pengawasan Ketat: Pemerintah harus meningkatkan pengawasan pada setiap tahap proyek, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian.
Pemilihan Kontraktor: Pastikan kontraktor yang dipilih memiliki pengalaman dan reputasi baik dalam proyek serupa.
Transparansi Anggaran: Libatkan masyarakat dalam pengawasan anggaran untuk memastikan tidak ada penyelewengan dana.
Audit Proyek: Lakukan audit menyeluruh terhadap proyek yang bermasalah untuk menemukan akar permasalahan.
Harapan Warga Nias Utara
Warga Nias Utara berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan yang rusak. Mereka juga menginginkan adanya sanksi tegas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek gagal ini. "Kami ingin jalan yang layak, bukan sekadar proyek yang menghabiskan dana tanpa manfaat," ujar seorang warga.
Proyek jalan di Desa Sifahando seharusnya menjadi langkah maju bagi infrastruktur di Nias Utara, namun justru berakhir dengan kekecewaan. Ini menjadi pengingat bahwa kualitas proyek tidak boleh dikorbankan demi efisiensi atau penghematan biaya. Pemerintah dan kontraktor harus bekerja lebih transparan dan bertanggung jawab agar proyek-proyek serupa dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Kasus ini juga menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengawasi proyek-proyek infrastruktur di daerahnya. Dengan demikian, dana miliaran rupiah yang dialokasikan benar-benar memberikan dampak positif, bukan sekadar menjadi catatan pengeluaran tanpa hasil nyata.-TG
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow