Potret Pendidikan di Nias: Ketika Asa Siswa Terkikis Oleh Penelantaran

Potret Pendidikan di Nias: Ketika Asa Siswa Terkikis Oleh Penelantaran

Smallest Font
Largest Font

Kepulauannias.com - Beginilah potret sebuah sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu malah berubah menjadi simbol kekecewaan. Di tengah-tengah itu, seorang siswa merekam fakta pahit: ruang kelas kosong tanpa kehadiran guru. Video ini bukan hanya cerita, melainkan jeritan hati generasi muda yang haus perhatian.

Krisis pendidikan di Nias terlihat dari video ruang kelas kosong. Penyebabnya meliputi kurangnya guru, pengawasan lemah, dan fasilitas buruk. - kepulauannias.com

Pendidikan, Pilar Kemajuan yang Goyah 

Pendidikan adalah pilar kemajuan bangsa. Di berbagai daerah, sekolah menjadi tempat bertumbuhnya mimpi dan harapan. Namun, apa yang terjadi ketika sistem yang seharusnya menopang generasi penerus justru menelantarkan mereka? Kasus yang terjadi di SD Negeri 078481 Unuaai Hiligoo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, menjadi bukti nyata bahwa tidak semua mimpi memiliki landasan kokoh.

Kisah Viral yang Menggugah 

Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh video yang menunjukkan siswa di SD Negeri 078481 Unuaai Hiligoo terlantar karena tidak adanya guru. Dalam video itu, seorang siswa dengan polos merekam ruang kelas yang kosong. Tidak ada aktivitas belajar, hanya keheningan yang menyakitkan. Kondisi ini, menurut laporan, telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Menggali Akar Masalah 

Ketua Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI), Iman Jaya Berkat Harefa, dengan tegas menyampaikan perlunya evaluasi mendalam terhadap penyelenggaraan pendidikan di Nias. Beliau menyoroti indikasi ketidakdisiplinan para guru dan lemahnya pengawasan dari Dinas Pendidikan.

Beberapa faktor yang diduga menjadi akar masalah ini meliputi:

  1. Kekurangan Guru Berkualitas: Banyak sekolah di daerah terpencil menghadapi masalah kurangnya tenaga pengajar yang kompeten. Jika ada guru, sering kali mereka tidak mendapatkan pelatihan yang memadai.

  2. Minimnya Pengawasan: Sistem pengawasan yang lemah memungkinkan ketidakdisiplinan terjadi. Pengawas sekolah seharusnya menjadi garda terdepan untuk memastikan mutu pendidikan terjaga.

  3. Fasilitas yang Tidak Memadai: Di beberapa wilayah seperti Nias, fasilitas sekolah sering kali jauh dari layak. Hal ini memengaruhi semangat belajar siswa dan kinerja guru.

  4. Kurangnya Insentif untuk Guru di Daerah Terpencil: Guru yang bertugas di daerah terpencil sering kali merasa kurang dihargai. Insentif yang minim menjadi salah satu alasan mereka kehilangan motivasi.

Langkah Konkret yang Harus Diambil 

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan langkah nyata yang melibatkan berbagai pihak:

  1. Evaluasi Menyeluruh oleh Pemkab Nias: Pemerintah Kabupaten Nias harus segera turun tangan. Evaluasi mendalam perlu dilakukan untuk menemukan solusi yang tepat. Bukan hanya soal mendisiplinkan guru, tetapi juga memperbaiki sistem secara keseluruhan.

  2. Peningkatan Kapasitas Guru: Pelatihan dan pembinaan rutin bagi para guru perlu digalakkan. Guru adalah ujung tombak pendidikan, sehingga investasi pada kompetensi mereka sangat penting.

  3. Pengawasan yang Ketat: Dinas Pendidikan harus memperkuat fungsi pengawasan. Pengawas sekolah harus lebih aktif dalam memonitor kegiatan di lapangan.

  4. Peningkatan Kesejahteraan Guru: Insentif tambahan bagi guru di daerah terpencil akan menjadi motivasi besar untuk bekerja lebih baik. Selain itu, pengangkatan tenaga pengajar honorer menjadi ASN juga bisa menjadi solusi.

  5. Perbaikan Infrastruktur Sekolah: Fasilitas belajar yang memadai akan memberikan dampak signifikan pada kualitas pendidikan. Pemerintah harus menjadikan ini prioritas.

Peran Masyarakat dan Orang Tua 

Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting. Orang tua siswa perlu berani bersuara jika menemukan pelanggaran dalam sistem pendidikan. Media sosial bisa menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan keluhan, seperti yang terjadi dalam kasus ini.

Mengembalikan Kepercayaan Generasi Muda 

Pendidikan bukan hanya soal angka-angka di atas kertas, melainkan tentang membentuk karakter dan masa depan generasi muda. Kejadian seperti di SD Negeri 078481 Unuaai Hiligoo adalah tamparan keras yang harus membuka mata semua pihak.

Anak-anak adalah aset paling berharga. Jangan biarkan mereka merasa ditinggalkan. Mari bersama-sama membangun pendidikan yang lebih baik, tidak hanya di Nias, tetapi di seluruh pelosok negeri ini. Karena setiap anak berhak atas pendidikan yang layak, tanpa terkecuali.(*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat