79 Tahun Merdeka, Desa Lauri di Nias Masih Berjuang Tanpa Listrik
KepulauanNias.com - Tanggal 17 Agustus 2024, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-79. Tahun ini, perayaan terasa istimewa dengan berbagai acara dan upacara di seluruh negeri. Namun, di balik gemerlap perayaan tersebut, ada cerita-cerita yang kurang dikenal, seperti yang dialami oleh warga Desa Lauri di Kecamatan Sogaeadu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Meskipun Indonesia sudah merdeka selama hampir delapan dekade, tidak semua daerah menikmati hasil dari kemerdekaan tersebut secara merata. Salah satu contohnya adalah Desa Lauri, di mana sekitar 200 keluarga masih hidup tanpa akses listrik. Ini adalah tantangan besar yang dirasakan oleh warga di desa tersebut, yang mengandalkan lampu pelita dan alat penerangan sederhana lainnya di malam hari.
Kehidupan Sehari-hari di Desa Lauri
Di malam hari, Desa Lauri berubah menjadi gelap gulita, hanya diterangi oleh cahaya dari lampu pelita yang diolah dari kaleng bekas berisi minyak tanah. Dengan kegelapan yang menyelimuti desa, suasana malam di sini menjadi tenang namun sepi, hanya ditemani oleh suara serangga dan gelegar angin. Lampu pelita ini, meskipun berguna, sangat terbatas dalam hal memberikan cahaya yang cukup untuk aktivitas sehari-hari, terutama untuk anak-anak yang sedang belajar.
Suriani Zai, seorang pelajar dari desa tersebut, berbagi cerita tentang tantangan yang dia hadapi dalam belajar di malam hari. “Kami harus belajar dengan penerangan seadanya, seperti obor. Semoga, dengan hari kemerdekaan yang hampir tiba, desa kami bisa segera mendapatkan akses listrik,” ujarnya dengan penuh harapan. Meskipun kondisi ini mengganggu proses belajarnya, Suriani tetap bersemangat dan tekun dalam upayanya untuk belajar dan mengejar cita-citanya.
Upaya untuk Memperoleh Akses Listrik
Sekretaris Desa Lauri, Yasinudin Zandroto, menjelaskan bahwa masalah ini telah ada sejak lama. “Sekitar 200 keluarga di desa ini belum mendapatkan akses listrik. Kami sudah beberapa kali mengajukan permohonan kepada PLN Nias untuk membangun jaringan listrik, tetapi hingga saat ini, belum ada realisasi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa ada dua jalur kabupaten yang belum mendapatkan aliran listrik, yaitu dari Dusun 4 menuju Dusun 2 dan dari Lauri ke Desa Heligor Simelem-Melem. “Kami terus berusaha mengingatkan pihak PLN untuk segera menyelesaikan pembangunan jaringan listrik di desa kami. Masyarakat di sini benar-benar ingin merasakan arti kemerdekaan secara nyata,” tambah Yasinudin.
Keterbatasan Pendidikan dan Kesejahteraan
Keterbatasan listrik berdampak besar pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Desa Lauri. Anak-anak yang belajar di malam hari harus bergantung pada penerangan yang sangat minim, membuat mereka sulit untuk membaca dan belajar dengan efektif. Selain itu, keterbatasan ini juga berdampak pada kegiatan ekonomi dan sosial di desa tersebut.
Tidak adanya listrik membuat banyak aktivitas ekonomi terhambat, seperti usaha kecil dan menengah yang memerlukan penerangan yang baik. Selain itu, tidak adanya listrik juga menyulitkan warga dalam menjalankan kegiatan sosial dan budaya yang biasa dilakukan pada malam hari.
Harapan dan Impian di Hari Kemerdekaan
Di tengah perayaan kemerdekaan yang meriah di seluruh Indonesia, ada harapan besar dari warga Desa Lauri untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar. Mereka berharap, momen perayaan ini bisa menjadi titik balik bagi perubahan yang signifikan di desa mereka. “Kami benar-benar berharap agar desa kami bisa mendapatkan listrik segera. Ini akan sangat membantu kehidupan kami sehari-hari dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak untuk belajar,” ungkap Yasinudin.
Di momen perayaan HUT RI yang ke-79 ini, menjadi penting bagi kita untuk tidak hanya merayakan kemerdekaan secara simbolis, tetapi juga merenungkan dan berusaha memperbaiki kesenjangan yang masih ada di berbagai daerah. Dengan adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat, diharapkan semua wilayah di Indonesia, termasuk Desa Lauri, bisa menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya.
Pentingnya Kesadaran dan Aksi Bersama
Cerita dari Desa Lauri menggambarkan pentingnya kesadaran dan aksi bersama dalam menghadapi ketidakmerataan pembangunan di Indonesia. Momen-momen seperti ini harus menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya berkontribusi dalam upaya pemerataan pembangunan. Setiap individu, komunitas, dan pemerintah memiliki peran dalam memastikan bahwa semua orang, tidak peduli di mana mereka berada, dapat menikmati hasil dari kemerdekaan dan pembangunan.
Menyongsong Masa Depan
Di masa depan, semoga tidak ada lagi desa-desa di Indonesia yang tertinggal dalam hal akses listrik dan fasilitas dasar lainnya. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, masalah seperti yang dihadapi Desa Lauri dapat segera teratasi. Melalui upaya bersama, kita bisa mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap daerah di Indonesia merasakan manfaat dari kemerdekaan dan kemajuan negara. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen, kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih cerah dan adil untuk semua.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow